Halaman

Sabtu, 01 Oktober 2011

16 Februari 2011 Berjuang dan Kepedulian

  • Hari ini kehujanan, masuk angin, badan sakit2... demi barjuang bersama - sama mereka.. untuk membela hak mereka.

    Saat pertama bertemu mereka memang terasa canggung tapi setelah pulang bersama mereka aku tersenyum dan tertawa bersama mereka.

    :)
     
    AKSI TANGGAL 16 FEBRUARI 2011
    PENOLAKAN PERLUASAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) DJUANDA
    AKSI SOLIDARITAS MAHASISWA
    MOMENT INDAH BERSAMA TEMAN TANI SUMEDANG


  • Pukul 06.30 kami berkumpul kembali di wisma marhaen kandang banteng kami.
  • Siap dengan perlengkapan seadanya dan secukupnya kami bergegas sekitar pukul 07.00.
  • Kami berjalan dengan kendaraan angkutan perkotaan disingkat dengan istilah angkot sumedang-cileunyi.
  • Dengan doa dan keyakinan kami yakin akan berhasil merebut dan menghasilkan yang terbaik untuk teman-teman tani Sumedang.
  • Sesampainya di titik pertemuan antara teman-teman solidaritas dengan teman tani sumedang STN-PRM yaitu di alun-alun Tanjung Sari Sumedang.
  • Dengan sedikit briefing dan berangkat dengan hati nurani yang tulus kami yakin bahwa kita akan berhasil.

KETIKA SAMPAI DI DPRD SUMEDANG

  • Setelah sampainya di depan rumah rakyat kata negara, yaitu DPRD Sumedang kami merapikan barisan terlebih dahulu di depan mesjid dekat DPRD dan PEMDA Sumedang.
  • Dengan sedikit yel-yel dan orasi pembuka kami akhiri dengan ucapan keyakinan kami basmallah.
  • Kami pun berjalan ke kantor DPRD Sumedang dengan tuntutan memberikan kami akses untuk bertemu Bupati Don Murdono dan tidak hanya itu DPRD selaku Dewan Perwakilan Rakyat mampu membackup segala kebutuhan rakyatnya.
  • Ketika sampai di depan rumah rakyat DPRD Sumedang, kami dihadang oleh Polisi dari SAMAPTA, SATPOL PP, POTLANTAS, POLRES, POLSEK dan lainnya.
  • Dengan orasi yang membuat miris hatiku, tak dapat tertahan lagi aku sangat lemah! Dan aku sangat sangat beruntung untuk masih dapat hidup selayaknya bisa makan minum kuliah tidak kekurangan suatu apapun, tapi teman tani? Tidak sama sekali cukup, hidup bertani tapi tak punya tanah, anak mereka hanya sampai jenjang mayoritas SD, bahkan yang lulus SMP pun bisa terhitung dengan jari.
  • Dengan orasi sekian lama sekitar 1 jam kami pun dihantarkan ke ketua pimpinan DPRD Sumedang. Pertama-tama kami perbolehkan menemui beliau dibatasi dengan kuota 20 orang, namun teman tani tidak menyetujuinya dan menginginkan masuk semuanya. Namun, dengan desakan seperti itu timbul pilihan kedua yaitu dengan kuota 50 orang di gedung rapat atas. Dan teman tani menyetujuinya.
  • Dari ketua kelompok regu dengan segera naik ke atas. Dari teman GMNI SUMEDANG diwakili oleh Ardinanda Sinulingga (Ketua Cabang), Aulia Rahman (Sekretaris Umum), dan Galih Andreanto (Wakil Ketua Bidang Politik). Harapan kami, bukan hanya kepada tiga orang itu saja terlebih lagi kepada teman tani dan teman solidaritas sejumlah 50 orang tadi.
  • Aku sendiri ditugaskan untuk menjadi Koordinator GMNI SUMEDANG, dan memilih untuk tinggal di bawah bersama teman tani yang lain.
  • Sekitar 1-2 jam lebih mereka diatas mewakili aspirasi rakyat. Disamping itu, aku memilih untuk mencari informasi tentang keadaan eksternal yang tidak bisa aku ungkapkan disini. Namun, yang pasti aku mendapatkan informasi dari blok-blok yang terkait dan juga dari kepolisian.
  • Setelah sekian lama menunggu, kelompok advokasi pun turun dari rumah rakyat DPRD Sumedang dengan perdebatan alot, alhasil kami mendapatkan dua dukungan dari empat point yang kami ajukan. Tapi, menurutku itu bukan hasil yang buruk.
MENUJU PEMDA SUMEDANG

  • Dengan guyuran hujan tidak SEDIKIT PUN menyurutkan semangat kami untuk terus maju ke PEMDA Sumedang!
  • Arah mata dan tujuan kami adalah audiensi dengan Bupati Don Murdono. Kami pun bergerak maju dari DPRD ke PEMDA Sumedang dengan orasi dan seruan rakyat tani dan mahasiswa, semangat bergelora sangat kental sekali. Kami pun menemui teman kepolisian sudah bersiaga didepan pintu pagar PEMDA. Tidak sama sekali menyurutkan semangat kami, kami tidak membawa ataupun menginginkan uang! Kami hanya berharap Bupati mau mencopot PERLUASAN AREA TAHURA DJUANDA, dan terketuk hatinya untuk mengambil sikap dan kebijakan yang bersifat KERAKYATAN. Itu saja sudah cukup!
  • Ternyata tidak ada jawaban dari singasana kursi empuknya PEMDA, kami mengambil sikap tegas dengan membuat bampour (pagar betis), Dengan seruan orator Ponta Artadimadja, untuk membelakangi blokade kepolisian untuk menembus blokade kepolisian.
  • Kami dapat menembus blokade dengan sedikit insiden kecil. Dan Kapolres Sumedang Nurullah turun tangan dengan membantu menyuarakan suara rakyat ke hadapan PEMDA Sumedang. Kami diberikan batas kuota perwakilan hanya 20 orang. Dan kami dari teman solidaritas mewakili sama seperti di kanto DPRD Sumedang yaitu diantaranya Ardinanda Sinulingga (Ketua Cabang) , Aulia Rahman (Sekretaris Umum) , dan Galih Andreanto (Wakil Ketua Bidang Politik).
  • Sekitar lebih dari 2 jam kami menunggu pimpinan daerah, yang kami inginkan adalah audiensi dengan bapak Bupati Don Murdono, kami ternyata hanya menemui Sekretaris Daerah (Sekda) Sumedang.
  • Dan lebih dari 2 jam kami menunggu perwakilan 20 orang tersebut. Dengan harap-harap cemas, kami menanti kedatangan wakil-wakil kami. Dan kami mengumpul bersatu menanti jawaban dari wakil-wakil kami.Aulia Rahman, Sekretaris Umum GMNI Sumedang datang dan mengambil alih komando. Dan membacakan hasil perdebatan dengan Sekretaris Daerah beserta jajarannya dengan point-point yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu disini.
  • Kami mengakhiri aksi massa ini dengan menyerukan SUMPAH RAKYAT :
Kami rakyat Indonesia, mengaku:
bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.,
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kami rakyat Indonesia bersumpah:
Bertanah satu tanah air tanpa penindasan.
Berbangsa satu bangsa cinta keadilan.
Berbahasa satu bahasa tanpa kemunafikan.
  • Kami bergegas balik kanan dan maju ke kandang banteng kami wisma marhaen. Dan dengan hati yang tulus akan menghasilkan yang baik. Implementasi dari MARHAENISME bukan lagi hanya sebatas teori maupun retorika tapi kami menunjukkan dengan nyata.
UCAPAN TERIMA KASIH
  • Terima kasih kepada teman-teman tani STN-PRM yang telah membuat kami sadar akan pentingnya rasa cinta kasih dan mampu menggugah hati kami menjadi luntur akan kehidupan kalian yang sangat keras. Bukan uang ataupun materi yang kami berikan tapi kami hanya mampu berikan tangan tulus kami untuk selalu membantu dan membebaskan dari penindasan rakyat.
  • Terima kasih kepada teman-teman GMNI Sumedang telah mampu menjadikan aku rakyat yang selalu menjunjung rasa nasionalisme Indonesia. Kehidupan dengan mereka membuat aku sadar akan pentingnya hidup bersama, bergotong royong dan selalu garda terdepan dalam pembebasan rakyat dan penyambung lidah rakyat!!!! Merdeka!! Marhaen Menang!!! GMNI Jaya!!!

Tidak ada komentar: